![]() |
Foto Lampost.co |
Sempat piral dimedia social tentang adanya telur palsu tidak hanya terjadi di Lampung, melainkan tersebar diberbagai wilayah termasuk nasional.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasito, pun menyebut jika telur palsu tersebut hoax, dan tidak valid termasuk yang ditemukan di Bandar Lampung beberapa hari yang lalu.
Menurut Jendral bintang dua ini sangat tidak masuk akal jika ada telur palsu, karena telur kata dia adalah produk biologis, “ untuk memalsukan saya kira teknologi masih mahal,” katanya kepada Lampost.co Sabtu (17/3).
Menurut dia telur palsu yang beredar dimedia social tidak ada bukti kuat, valid dan ilmiah yang menyatakan hal tersebut palsu. Hal tersebut juga sudah diuji lab oleh balai besar penelitian veteriner.
Adanya isu itu lanjut Humas Mabes Polri ini, dapat menggangu stabilitas kamtibmas, baik jangka pendek, panjang dan menengah bahkan fenomena tersebut bisa membuat masyarakat resah jelang pesta demokraso pilkada serentak.
“konsumen ragu mengkonsumsi telur, peternak hancur, pada giliranya masyarakat kurang protein,” katanya.
Dia juga mengatakan penyebaran informasi telur palsu bisa terancam pidana. Atas hal itu Setyo, meminta masyarakat tidak latah meyebarkan informasih hoax terutama melalui social media terkait adanya temuan dugaan telur palsu.
“ancaman pidana berdasarkan Undang-undang Nomor 19 tahun 2016 tentang informasi dan transaksi elektronik sebab mempublikasikan isu yang belum tentu kebenaranya..Penyebar bisa diancam pasal 28 ayat 1 UU ITE, dengan ancamanan maksimal 6 tahun, dan denda Rp. 1 miliar” katanya.
Sebelumnya diduga telur palsu ditemukan di Gotongroyong, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung
Penemu telur palsu tersebut bernama Rosana (49) ditemui Lampung Post, dikediamnya dia mengatakan, kecurigaan muncul lantaran cairan putih pada telur yang ia beli cair seperti air, pada bagian kuning telur juga terasa kenyal tidak seperti telur pada umumnya.
“ sempat heboh tuh di media social soal telur palsu, nah pas sya masak tadi pagi saya lihat kok seperti yang di video yang saya tonton, saya juga heran kok semut nggak mau dekat sama cangkang telur yang sudah dibuang dalam kotak sampah,” katanya.
Rosana hanya meminta ada penjelasan dari pihak yang berwenang apakah telur yang seperti ia tunjukkan tersebut aman untuk dikonsusmsi, “ saya tidak menyalahkan siapa-siapa saya hanya mau penjelsan apakah telur yang sepeti itu aman untuk dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat itu saja, kalua aman ya Alhamdulillah,” kata Rosana kepada Lampost.co. Febi Herumanika
Comments
Post a Comment