Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung merilis 28 nama yang masuk daftar pencarian orang (DPO). Para buronan itu tengah dicari keberadaannya karena terlibat sejumlah kasus, salah satunya korupsi. Kepala Kejati Lampung, Susilo Yustinus mengatakan, langkah awal melakukan kordinasi dengan aparat penegak hukum lainya dalam hal pengkapan dan pemburuan DPO yang ada di Lampung.
"pada intinya tidak hanya dua buronan itu saja, semua semua jadi atensi Kejati Lampung, segera mungkin kita lakukan pengejaran," katanya.
Langkah lain yang akan ditempuh Kata Kajati pihaknya akan menurunkan tim terbaik dalam pemburian para buronan yang masih berkeliaran saat ini, " selain kordinasi dengan yang lain, kita turunkan tim terbaik kedepanya," kata dia.
Dalam hal pengkapan Buronan Kajati Lampung, lanjut Susilo pihaknya telah mengantongi nama-nama dan wajah dari para buronan tersebut. " saya langsung perintahkan Asintel Raja Sakit Arahap, segera melakukan penagkapan satu persatu buronan itu," katanya.
Hal berbeda diungkapkan mantan Asisten Intelijen sebelumnya Leo Nard Eben Ezer Simanjuntak, menurut Leo Anggaran untuk mengkap para buronan selama 2017 minim Saat Bertugas.
Leo mengatakan, penakapan Buronan kasus korupsi Satono dan Alay merupakan target yang luar biasa baginya saat menjadi Asintel Kejati Lampung selama 3 tahun di Lampung.
" Di Kejaksaan Tinggi Lampung tidak mempunyai fasilitas peralatan yang memadai, anggaran kejaksaan kita sangat minim, program tabur 31.1 memiliki anggaran Rp100 juta rupiah untuk kegiatan kita selama tahun 2017, Beda dengan intansi lain, Kejaksaan mempunyai anggaran yang sangat sedikit," katanya.
Namun Leo menegaskan hal tersebut bukan kendala dilapangan walupun anggaran sedikit, pihaknya selama ini tetap bertugas untuk negara, "apapun kita siap terkadang anak buah kita saja sampai kekurangan uang makan dilapangan saat bertugas melakukan pencarian buronan korupsi saat ini," katanya.
Leo bahkan meyebut jika dua buronan tersebut masi berada di Indonesia tidak seperti yang disebutkan bahwa keduanya telah pergi keluar negeri, " kalau untuk memasang baleho nanti akan diteruaka Asisten Intelijen yang baru," katanya.
Minimnya informasi dari masyarakat mengenai keberadaan para buronan salah satu penyebab sulinya melacak keberadaan mereka, tujuan dipasangnya baleho supaya masyarakat bisa membantu dan wajah buronan ini karena hanya ini yang bisa lakukan. Tidak adanya informasi awal kemungkinan karena masyarakat tidak mengetahui wajah-wajah mereka selama ini," katanya.Febi. Wartawan Lampost.co
Comments
Post a Comment