Saung Naga Oku Selatan

Foto : tuiter



Merupakan Salah Satu Desa di Kecamatan Buay Runjung Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, masyarakat desa ini Hampir Sama dengan Desa Peninjuan yang saya tulis sebelumnya, penduduknya mayoritas petani kopi, padi dan hasil bumi lainya, meski tidak secara keseluruhan masyarakat Desa ini bekerja sebagai petani.



Saung Naga merupakan Desa tegolong cukup maju dan makmur dibanding Desa lainnya jika dilihat dari pembangunan yang ada saat ini. Untuk menuju Desa ini dari Kota Muara Dua ibu kota Kabupaten Oku Selatan, membutuhkan waktu satu hingga dua jam perjalanan.



Ditengah Desa Peninjauan ada pertigaan beasar mengikuti jalan turunan hingga bertemu sebuah jembatan Way Keni, dari awal jembatan ini terdapat sebuah tebing yang berliku diujung tebing ini ada sebuah Desa bernama Kota Aman. Di Desa Kota Aman ini terdapat sebuah pancuran dimana tempat masyarakat mandi atau mencucui pakaian dan lain sebagainya, pancuran ini diberi nama Pancur Kabing.

Dari desa ini hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit jika mengenakan kendaraan seperti sepeda motor untuk menuju Desa Saung Naga, Desa ini hampir tak memiliki batas dengan dengan dua desa tetangganya yaitu Desa Nagara Agung dan Negeri Batin Baru.



Uniknya Empat Desa yakni Kota Aman, Negeri Batin Baru, Saung Naga dan Negara Agung, memiliki dua Sekolah Dasar Negeri yang terletak tepat di pangkal dan ujung keempat desa ini, jika di pangkalan Desa disuguhkan sebuah jembatan berikut Sungainya begitu juga sebaliknya di Ujung empat desa ini juga ada sebuah jembatan dan sungai yaitu sungai Hurangan.



Empat Desa ini bertetangga dengan Desa lainnya yakni Padang Bindu, Padang Sari dan Sugih Waras. Di Desa Saung Naga Ini lah menurut Cerita Masyarakat sekitar, Bupati terpilih pertama Kabupaten Oku Selatan Yaitu, H. Muhtadin Sera’I menghabiskan masa kecilnya, bahkan hingga saat ini rumah masa kecil bupati pertama ini masih berdiri kokoh ditengah desa Saung Naga.



Sakai Samabai



Masyarakat Buay Runjung, masih menganut system kehidupan sakai sambai, mereka hidup dengan system persaudaan yang kuat dan begitu eratnya, tidak ada istilah tidak membatu jika ada keluarganya yang tengah kesulitan terutama saat mengelar hajatan atau pesta pernikahan dan dalam hal lainnya. Secara bersama-sama masyarakat baik yang berasal dari desa yang menggelar hajatan atau dari desa tetangga akan saling bahu membahu membantu sanak saudaranya mulai dari hal mencucui piring sekali pun, hal seperti ini terus dilakukan secara bergantian satu sama lainya.Wasalam











Comments